Melongok Dapur Pelumas Mobil F1

Reporter: SS. Kurniawan | Editor: Havid Vebri

Hamburg. Tim di Hamburg bekerja keras untuk membuat mesin kami lebih bertenaga dan berkinerja maksimum. Hasilnya, kami telah mencapai banyak kesuksesan di lintasan balap. Begitu kata Fernando Alonso, pebalap Formula Satu (F1) Scuderia Ferrari, saat berkunjung ke Pusat Teknologi Shell di Hamburg, Jerman, pertengahan tahun 2013 lalu.

Ya, dari Pusat Teknologi Shell di Hamburg, pelumas dan bahan bakar untuk mobil F1 Scuderia Ferrari lahir. Tim kuda jingkrak yang banyak mencetak juara dunia F1, seperti Niki Lauda dan Michael Schumacher, mengikat kontrak eksklusif dengan Shell untuk memasok oli dan bahan bakar bagi jet darat Scuderia Ferrari.

“Di musim kejuaran tahun ini kami juga menciptakan pelumas baru agar mobil F1 Scuderia Ferrari bisa lebih cepat sekian detik lagi untuk melahap satu putaran,” kata Helmut Leonhardt, Team Leader PCMO & Mobility Lubes Lab Pusat Teknologi Shell di Hamburg, akhir pekan lalu.

Info saja, dua pebalap Scuderia Ferrari Sebastian Vettel dan Kimi Räikkönen saat ini bertengger di posisi kedua dan keempat klasmen sementara Kejuaraan F1 2015. Sedang Scuderia Ferrari berada di peringkat kedua Konstruktor F1 2015, di bawah Mercedes.

Tapi, Pusat Teknologi Shell di Hamburg tidak hanya melahirkan pelumas dan bahan bakar untuk mobil F1 Scuderia Ferrari. Satu dari lima Pusat Teknologi Shell ini juga menciptakan pelumas otomotif, industri, transportasi, pembangkit listrik, dan kelautan, serta bahan bakar untuk sektor bisnis dan industri. “Kami mengembangkan produk yang diinginkan clients,” ujar Leonhardt.

Ambil contoh, pelumas Diala S4 ZX-I. Salah satu keunggulan generasi terbaru dari oli trafo besutan perusahaan asal Belanda ini adalah, Diala S4 ZX-I baru teroksidasi setelah 30 hari pemakaian. Sehingga, mengurangi konsumsi pelumas dan menjadikan trafo lebih bersih.

Pusat Teknologi Shell di Hamburg merupakan bagian dari Divisi Riset dan Pengembangan (R&D) Shell. Di pusat teknologi yang berdiri sejak tahun 1956 silam ini ada sekitar 300 peneliti, ilmuwan, dan ahli teknik yang berasal dari berbagai negara. Mereka melakukan inovasi, pengembangan, dan pengujian produk pelumas dan bahan bakar. “Untuk mencipatakan sebuah produk, paling cepat butuh waktu tiga tahun,” ucap Leonhardt.

Salah satu fasilitas yang ada di Pusat Teknologi Shell di Hamburg adalah pengujian mesin truk. Fasilitas ini pernah melakukan tes terhadap mesin truk dengan tenaga paling besar yang ada di pasaran, yakni memiliki 800 tenaga kuda yang mampu mengangkut beban hingga 50.000 ton. Salah satu tes yang dilakukan mengenai efisiensi pelumas dan bahan bakar.

Selain Ferrari, Pusat Teknologi Shell di Hamburg juga bekerjasama dengan banyak perusahaan internasional. Misalnya, Mercedes, BMW, Audi, MAN, dan Komatsu. “Baru-baru ini kami baru mendapat kontrak untuk menguji pelumas buat mesin mobil Chrysler yang akan diluncurkan tahun 2020 mendatang,” ungkap Leonhardt.­­­

Tak heran, banyak perusahaan international yang bermitra dengan Shell. Perusahaan yang berdiri tahun 1907 silam ini melakukan terobosan besar dengan mengubah fuel alam menjadi cair alias gasoline to liquid (GTL). Untuk mengembangkan GTL, Shell membutuhkan waktu 35 tahun dan sudah mematenkan sekitar 3.500 langkah-langkah proses revolusioner itu.

Shell mematenkan proses revolusioner yang mengubah gasoline alam menjadi bahan dasar pelumas yang murni dan lebih bersih itu dengan nama Shell PurePlus Teknologi. Teknologi ini menghasilkan bahan dasar pelumas dengan tingkat kekentalan yang terjaga, ketahanan terhadap gesekan yang lebih baik, dan tingkat penguapan yang lebih sedikit dibanding bahan dasar pelumas minyak bumi.

Walhasil, pelumas racikan Shell membantu memperpanjang umur mesin, mengurangi biaya perawatan, mengurangi konsumsi oli, meningkatkan efisiensi bahan bakar, serta menjadikan mesin lebih bersih dan lebih bertenaga. “Salah satu keunggulan kami adalah mengembangkan produk pelumas yang sesuai dengan kebutuhan mesin,” ucap Andri Pratiwa, Executive Vice President Sales Businnes to Business (B2B) Lubricants PT Shell Indonesia.

Keberadaan pusat teknologi inilah yang mendatangkan respons positif pelanggan. Tarius Makmur, Direktur Operasi PT Bima Golden Powerindo, bilang, Shell tidak hanya jualan pelumas, tapi juga banyak melakukan inovasi dan pengembangan produk. “Kami semakin yakin dengan pelumas buatan Shell,” tambah Donald Silalahi, Manager Power Plant Ambon PT Wijaya Karya (Wika) Tbk, usai mengunjungi Pusat Teknologi Shell di Hamburg, akhir pek­­an lalu.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.

Reporter: SS. Kurniawan
Editor: Havid Vebri